Partner | KAENDRA Tour & MICE

Minggu, 26 Februari 2012

LIVER ADALAH “GARPU TALA” BAGI HATI



                Setiap orang tentu pernah mengalami warna perasaan yang berubah-ubah setiap saat, tergantung dari suasana yang dialami oleh hati. Kadang-kadang sedih, gembira, marah, putus asa, dan lain sebagainya. Tetapi, apakah semua orang mengetahui darimanakah munculnya warna perasaan itu. Walaupun sudah pernah saya uraikan didalam beberapa tulisan terdahulu, namun perlu untuk saya uraikan kembali agar lebih jelas didalam memahami tentang jati diri manusia.


Ditinjau dari metafisika, liver manusia merupakan tempat nafsu, yang berisi 4 macam energi yang mendapat aliran dari hati manusia. Energi dari luar tubuh yang diterima oleh hati diolah sedemikian rupa menjadi “rasa manusia”, kemudian dialirkan kedalam liver sesuai dengan yang dibutuhkan atas perintah dari jiwa manusia, disebut perasaan manusia. Adapun 4 jenis energi tersebut meliputi : energi air ; energi api ; energi udara dan energi tanah. Dari keempat energi ini diolah untuk menjadi “kalori dan nutrisi”. Kalori lebih banyak dibutuhkan disamping untuk pembentukan raga manusia secara empirik, dan sedikit dibutuhkan oleh manusia batin antara lain yang menimbulkan unsur semangat. Sedangkan nutrisi, lebih banyak dibutuhkan oleh manusia batin. 


Jika hati manusia didalam mengalirkan energinya ke nafsu kurang tepat atau tidak sempurna, maka liver akan mengeluarkan sinyal berupa getaran disebut “perasaan”. Getaran perasaan ini kemudian ditangkap oleh hati manusia, sehingga akan ikut bergetar. Walaupun jumlahnya getaran ini cukup banyak, akan tetapi jika kita perhatikan secara teliti, gelombang yang muncul hanya keatas atau kebawah, tinggi atau rendah. Jika gelombang yang diterima oleh hati manusia meninggi, ini menunjukkan bahwa energi yang dialirkan ke nafsu terlalu besar dari kebutuhan. Sebaliknya jika gelombang yang diterima kebawah, menunjukkan energi yang dialirkan ke nafsu tidak mencukupi.


Dari karakter ini, kita tentu mengetahui dengan mudah apa yang harus dilakukan oleh jiwa, yakni untuk memerintahkan pada hati agar memberi tambahan energi jika gelombang getaran yang diterima hati volumenya kurang, atau rendah. Begitu pula sebaliknya, jika gelombang yang ditangkap cukup besar atau tinggi, perlu energi yang mengalir dikurangi, atau memberi tambahan beban yang dibutuhkan oleh manusia lewat keinginan manusia. Kemudian jiwa tinggal memperhatikan, apakah masih ada getaran yang diterima oleh hati manusia. Hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Jika tidak diindahkan, tentu akan berakibat fatal. 


Bagaimana memperhatikan tanda-tanda bahwa kita harus mengurangi atau menambah energi? Jika perasaan menjadi marah, itu menunjukkan energy yang ada melebihi kapasitas. Jika kemarahan memuncak menjadi dendan dan beringas, itu merupakan energinya sudah overload. Begitu pula sebaliknya, jika perasaan kita menjadi sedih, itu merupakan tanda bahwa nafsu kekurangan energi. Jika dibiarkan berlarut-larut akan menyebabkan orang menjadi menderita, putus asa dan sebagainya. Tanda yang paling jelas adalah jika getarannya meninggi dan tetap dibiarkan, akhirnya bisa overload, menyebabkan dada akan berdebar-debar terus. Begitu pula jika sampai kekurangan energi makin lama getarannya akan menghilang, dan membuat manusia menjadi putus asa, serta tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan.


Demikian, semoga dengan penjelasan ini akan semakin menambah pemahaman, khususnya bagi mereka yang belum sempat membaca tulisan saya yang terdahulu.


Semoga bermanfaat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar