Partner | KAENDRA Tour & MICE

Kamis, 14 April 2011

ARTIKULASI TUHAN SECARA MAKNAWI DAN HAKIKI

Tentang perjalanan Tuhan




Untuk supaya mengerti secara tepat dan jelas terhadap pengetahuan, tentang "Tuhan" secara benar, adalah apabila kita telah mengetahui secara jelas tentang Tuhan itu sendiri, seluruh karakter Tuhan serta yang lebih spesifik lagi adalah terhadap perjalanan Tuhan itu bersama kita. Namun hal ini tidak akan mungkin bisa mengikuti perjalanan Tuhan, dari mana dan kemana, sebelum kita tahu serta mengenal Tuhan itu sendiri.
Semua orang tentu tahu  (walau hanya sebatas teori/katanya) bahwa seluruh alam seisinya ini adalah ciptaan Tuhan, khususnya dunia atau bumi yang sedang kita tempati beserta seluruh isinya adalah milik Tuhan, dan karena Tuhan  kita bisa berada dimuka bumi ini, maka secara otomatis pula kita haruslah selalu meminta ijin bila memerlukan sesuatu untuk mencukupi kebutuhan kita. Benar, Tuhan memang maha kaya raya dan maha segalanya serta apa yang kita minta pasti dikabulkan, tapi apakah pasti semua apa yang diminta akan dikabulkan oleh Tuhan? Bagi saya, semua permintaan pasti dikabulkan. Adapun bila tidak dikabulkan, karena kita tidak menguasai peta perjalanan Tuhan. Sehingga, kita tidak tahu Tuhan berada dimana, walaupun Tuhan memang maha tahu. Tetapi tanpa kita menghadapnya, mana mungkin akan diberi secara khusus, sesuai permintaan kita. Selain hanya secara umum, seperti pada mereka yang lain disekitar kita.

 Dan perlu diketahui, bahwa sesungguhnya kita hidup dimuka bumi ini, hanyalah mengikuti perjalanan Tuhan, tidak lebih. Kenapa demikian? Hal itu, dikarenakan Tuhan itu sendirilah yang wujud /nyata, sedang kita sebagai ciptaannya hanyalah sekedar merupakan bayangan Tuhan belaka.Manusia, diangkat sebagai kholifah(penguasa) dimuka bumi, adalah sekedar untuk mewakili eksistensi Tuhan itu sendiri. Dan, agar kita ini tidak tersesat dimuka bumi, maka kita diberi “Peta Perjalanan Tuhan”. Masing-masing orang, diberi peta sendiri-sendiri tidak secara kolektif. Kesemuanya ini tertulis didalam garis tangan (DAKTILUSCOPY). Itulah, kenapa didalam Kitab suci ummat Islam disebutkan, bahwa manusia  sejak dalam kandungan telah dituliskan nasibnya, mata pencaharian, serta hidup dan matinya. Adapun kita yang mengikuti peta Tuhan tersebut, hanya sekedar merupakan bayangan saja, sebagaimana yang saya sebutkan diatas. Dan apapun yang kira rencanakan, kita perbuat, hanyalah sebatas melaksanakan perjalanan Tuhan itu sendiri. Dan hal inilah yang menyebabkan, garis tangan seseorang diseluruh dunia tidak sama. Ini menunjukkan, bahwa garis kehidupan manusia di dunia ini, adalah semata-mata mengikuti perjalanan Tuhan itu sendiri. Sejak kita dari dalam kandungan seorang ibu, sampai kita meninggal dunia, yang kemudian dikatakan didalam kitab agama sebagai TAKDIR.
Untuk itulah, kenapa didalam ajaran agama manapun, kita harus berbakti pada Tuhan. Sebab, dengan berbakti, maka kita akan selalu terselamatkan, dari ke tersesat-an. Tahukah kita, apa wujud kebaktian pada Tuhan secara benar? Apakah seperti yang telah, dan selalu kita lakukan selama ini? antara lain sembahyang/sholat, puasa, bertapa, etc. Saya berpendapat; “bukan itu“. Apapun cara yang dipergunakan seseorang dalam menghadap Tuhan, dimana yang selama ini kita lakukan, belumlah bisa ditarik suatu kesimpulan, bahwa itu merupakan suatu kebaktian, melainkan hanyalah sekedar ucapan, laporan, atau janji-janji pada Tuhan. Walaupun telah memakai bahasa, dan budaya manapun. Kebaktian, bukanlah hanya berbentuk kata-kata, tapi suatu tindakan yang nyata. Jadi, yang dimaksud berbakti pada Tuhan, hanyalah satu, yakni sebagai kholifah atau wakil Tuhan serta pemimpin dimuka bumi.
Manusia,  karena memegang tugas yang amat berat dari Tuhan, maka mendapatkan kelebihan dibandingkan dengan makhluk ciptaan yang lain. Dan manusia memiliki beberapa komponen yang ada pada manusia lahir dan manusia batin meliputi :
KOMPONEN MANUSIA LAHIR :
Pertama: Otak sebelah kanan, berfungsi untuk hal-hal yang bersifat non empiris. Dimana cara kerjanya dibantu oleh  indra keenam.(Instink).
Kedua : Otak sebelah kiri berfungsi untuk berpikir tentang hal-hal yang bersifat empiris. Cara kerjanya dibantu oleh panca indra.
Ketiga : Jantung; fungsinya; untuk mengirimkan isyarat.  Dan, menjalankan segala hal yang akan dilaksanakan, menuju riel/nyata. Yang semula hanyalah merupakan energi, kemudian dikirim ke Pusat otak, tempat ber-semayam-nya jiwa, dan juga dikirim ke “Benak”(hepar), berupa getaran-getaran Jantung. Adapun pancaran getaran ini, sering dikatakan sebagai suara hati.  (lihat tulisan-2 saya sebelumnya di Tata surya....)
 KOMPONEN MANUSIA BATIN:
Pertama : "Sukma"(jiwa), tempat kedudukannya ada di tengah kepala, antara otak kiri, dan otak kanan, dan tepatnya berada di dahi, antara kedua alis mata. Sedangkan, tubuh dari jiwa berbentuk aura atau astral ada diluar tubuh kasar, melingkupi, atau melindungi seluruh tubuh kasar atau badan lahir. Bentuknya bulat telur. Masing-masing orang warna auranya berbeda-beda tergantung sifat dari orang tersebut.
Kedua : Nyawa /Roh, ada dua. Yang bersifat Roh dasar, letaknya ada di  jantung, tepatnya di serambi kanan jantung bagian atas, dan Roh yang membawa tabiat atau sifat dari nafsu. Tempatnya ada di serambi kanan bawah, berupa seperti titik. Titik sebelah atas, berhubungan dengan manusia bathin. Serta, yang berkaitan dengan pemberian listrik pertama,  atau pembangkit (generator, Accu), untuk menghidupkan pertama kali fungsi jantung agar berdenyut, serta menghidupkan fungsi titik listrik kedua, yang berada disebelah bawah. Sifatnya seperti Dynamo.
Ketiga : "Rasa"(sense), yang letaknya ada di empedu. Bertugas  adalah memberikan getaran "rasa"(sense) yang digetarkan pada Benak atau hepar, yang kemudian, meneruskan pada titik yang berada di jantung, tempat kedudukan nyawa/ roh. Sehingga jantung, ikut merasakan getaran itu berwujud debaran-debaran jantung, serta membuat denyut jantung makin cepat, atau lemah, tergantung dari jenis getaran yang dilontarkan dari empedu. Sedang hati atau hepar, sepertinya adalah merupakan kondensator belaka.  
Dan fungsi jiwa inilah nantinya yang akan menentukan, baik dan buruknya hidup seseorang, karena dia bagaikan presiden, di suatu pemerintahan, yang mengatur manusia bathin.  Dan sebagai kepala Negara, dalam hal mengatur manusia lahir. Kenapa demikian? Sebab, sebagai Kepala Pemerintahan, adalah untuk mengatur segala perangkat-perangkat yang ada didalam tubuh batin. Sedang sebagai Kepala Negara, adalah untuk mengatur manusia lahir, dan batin, supaya senantiasa seimbang. Serta, bisa sinergi untuk berinteraksi keluar tubuh, dengan orang-orang lain, yang berbentuk kharakter, atau watak didalam bermasyarakat.


HUBUNGAN MANUSIA LAHIR DAN  BATIN
Melihat dari fungsi, dan tempat kedudukan 3 komponen yang terdapat pada manusia lahir, dan manusia batin, nampak begitu jelas bagi kita. Bagaimana sistem kerja masing-masing komponen diatur disini. Yakni, bagaimana kita berinteraksi, terhadap segala hal yang ada diluar tubuh, untuk masuk kedalam tubuh. Kemudian untuk kembali keluar tubuh secara timbal balik.  Jadi, apabila diklasifikasikan, sistem kerjanya adalah sebagai berikut.
Pertama : Segala permasalahan dari luar tubuh, pasti akan melewati salah satu komponen yang ada pada manusia lahir. Dan sebegitu masuk kedalam tubuh, sudah terbagi tugasnya, sesuai dengan bidangnya masing-masing. Bila menyangkut masalah verbal, empiris, nyata, maka akan diterima oleh otak kiri, dengan dibantu oleh panca indra untuk diteruskan kedalam Empedu, sebagai mata hati. Dengan mengeluarkan kelenjar empedu. Jadi, disamping tugas pokoknya untuk menghancurkan makanan untuk kepentingan manusia lahir. Empedu juga bertugas memberikan getaran "rasa"(sense) pada Hati, yang berfungsi untuk merasakan, apa yang akan dilakukan, atau dikehendaki. Dan Hati akan bergetar, serta merasakan masalah tersebut. dimana fungsi getaran ini, adalah untuk memantau jenis permasalahan yang timbul. Guna diketahui untuk tugas otak kiri, ataukah tugas otak kanan.
Kedua: Setelah diolah secara matang, dan tepat klasifikasinya, maka akan diteruskan kedalam "sukma" jiwa), sebagai pengendali, dan pemimpin, untuk diambil keputusan. Dan dari sukma(jiwa) ini, nantinya akan meneruskan, apakah ke otak kiri tempat akal bercokol, sehingga akan berpikir, untuk menghasilkan buah pikiran, dengan dibantu oleh 4 energi. Ataukah meneruskan ke otak kanan, yang dibantu oleh indra keenam.
Ketiga : Begitu pula, bila permasalahan yang bersifat non verbal, non empiris, atau segala hal yang tidak bisa diselesaikan oleh otak kiri, seluruh permasalahan dari luar tubuh setelah masuk, akan diterima oleh otak kiri langsung, atau otak kanan, dengan indra keenam sebagai sensornya, kemudian diteruskan ke Empedu.
Keempat : Dan dari empedu, akan menggetarkan hati, selanjutnya dari hati, diolah secara matang. Setelah merasakan getaran "Rasa"(sense) yang dipancarkan Empedu, kemudian diteruskan kepada sukma(jiwa), untuk diambil keputusan, untuk tetap diteruskan ke otak kanan, atau dibelokkan ke otak kiri, agar dipikirkan penyelesaiannya. Sebab bisa jadi, jiwa selaku pengendali, dan pemimpin, tidak meneruskannya ke otak kanan, tetapi tetap menyerahkannya pada otak kiri.
Kelima : Dan otak kiri akan berpikir,  dengan mencari pengalaman-pengalaman, yang mungkin ada, dan tersimpan di otak belakang, sebagai pusat memory, untuk dijadikan acuan. Atau otak kiri, akan mencoba untuk berpikir, yang barangkali  bisa menyelesaikan masalah tersebut. Sehingga nantinya, akan ada pengalaman-pengalaman baru, untuk disimpan didalam pusat memory. Dan, apabila ternyata otak kiri tidak berhasil menyelesaikan, maka otak kiri ini,  akan mengembalikan pada hati, berupa signal getaran, pusing, bingung, susah dsb. yang pada intinya, bahwa otak kiri, tidak mampu untuk menyelesaikannya. Bila dalam keadaan seperti ini, tergantung bagaimana sukma(jiwa) ini, mengambil keputusan. Tetapi bagi jiwa yang sudah terlatih, akan menjadi arif dan bijaksana, akan langsung mengembalikan tugas pokoknya pada otak kanan. Sehingga, tidak akan berlarut-larut lama, dan menyebabkan ekosistem jadi berobah. Selanjutnya, jiwa atau sukma(jiwa) harus  bisa membuat keadaan komponen senantiasa serasi, selaras dan  seimbang. Terutama, didalam mengatur, memimpin, dan mengendalikan manusia lahir, dan manusia bathin. Hal itu, diperlukan pengenalan tentang adanya hidup, dan kehidupan kita, sebagai manusia.

Bersambung...........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar